Rabu, 14 Januari 2009

Mancing Baronang di Jogja

(Baronang Batik 10 jari bobot 1,5 kg hasil negeg tanggal 16 Januari 2009 di Gunungkidul DIY)
.....foto-foto yang lain di bawah....


Disamping mancing waderan, mancing karangan, mancing pasiran dan teknik mancing lain yang telah berkembang di Jogjakarta, ternyata ada satu teknik mancing lagi yang mulai dilirik untuk dicoba yakni mancing baronang. Ikan baronang termasuk ikan kecil namun tarikannya saat terkena pancing sangat dahsyat...

Geliat mancing baronang ini dimulai pada saat pemancing Jogja kedatangan dua sahabat pemancing dari Negeri Batam, sebut saja namanya Om Nico dan Om Arif, keduanya datang ke Jogja untuk memperkenalkan teknik mancing baronang dengan bumbu-bumbu kenikmatan dan sensasi mancing baronang yang dahsyat itu, saking ngebetnya memperkenalkan (baca:ngracun!) mereka juga memberikan beberapa alat mancing baronang sekaligus, dan kamipun memperhatikan dengan seksama cerita tentang mancing baronang yang katanya dahsyat tersebut.

Lama kelamaan kami-kami, pemancing di Jogja ini tertarik ingin mencobanya dan sampai saat ini sudah lumayan sering mancing baronang dan hasilnya pun tidak mengecewakan, hasil mancing baronang untuk akhir tahun 2008 dan awal tahun 2009 ini merupakan hasil yang terbaik di Indonesia dalam hal bobot hasil tangkapan. Banyak rekan pemancing baronang dari luar kota telah berkesempatan merasakan tarikan baronang Jogja ini. Salah satu spot mancing baronang yang sangat berpotensi adalah di pantai selatan wilayah Gunung Kidul DIY.

Dari pengalaman mancing dan bertanya-tanya pada pakarnya (pakar mancing baronang) serta dari referensi yang ada, Ikan baronang atau dalam bahasa internasional dikenal dengan nama Rabbit Fish ada beberapa jenis:

1. Siganus Guttatus or Orange Spotted Spinefoot, or in Indonesian Baronang Tompel.
2. Siganus Javus or Streaked Spinefoot, or in Indonesian Baronang Angin.
3. Siganus Canaliculatus or White Spotted Spinefoot, or in Indonesian Baronang Susu / Lingkis.
4. Siganus Virgatus or Barehead Spinefoot, or in Indonesian Baronang Kea2 / Kalung.
5. Siganus Stellatus or Brown Spotted Spinefoot, or in Indonesian Baronang Lada.
6. Siganus Vermiculatus or Vermiculated Spinefoot, or in Indonesian Baronang Batik.

Berdasar pengalaman mancing baronang dan dari bertanya kesana-kemari, mancing baronang merupakan teknik mancing yang membutuhkan skil tersendiri, kemampuan membaca getaran pelampung saat umpan lumut dimakan ikan sangat mempengaruhi hasil pancingannya. Kadang getaran pelampung itu sangat keras sehingga bisa langsung digentak aja jorannya, kadang juga sangat halus hingg kita tidak tahu kalau umpan sudah dimakan ikan.

Secara umum untuk mancing baronang perlu disiapkan piranti sebagai berikut :

Joran/Rod
Tegek
Joran yang dipilih oleh mania mancing baronang adalah joran tegeg, sebuah joran panjang tanpa line guide, pemilihan joran tegeg ini dimaksudkan agar sensasi mancing baronang lebih terasa, fight dengan ikan dalam keterbatasan panjang senar memicu adrenalin meningkat kata mereka yang sudah getol mancing baronang.
Joran/tegeg yang cocok adalah yang karakternya fast action. Kekuatanya medium-hard (medium carbon,hi carbon,super carbon) panjang yang paling ideal antara 4 – 5.4 meter. Selain joran tegek bisa juga menggunakan joran biasa atau juga handline, biasanya untuk mancing dengan kedalaman air diatas 7 meter, seperti di bagan, dermaga, di atas perahu. Joran dengan kualitas yang baik semoga hasilnya bisa lebih baik

Senar/kenur
Ukuran kenur yang dipakai menyesuaikan dengan target yang akan ditangkap, jika suatu tempat berpotensi banyak baronang besar gunakan line ukuran lebih besar, untuk di Jogja ini menggunakan line 0,40 mm pun masih mau dan bisa, penggunanan panjang senar pada joran tergantung kedalaman air di lokasi mancing,bisa 1/2 joran,2/3 joran,3/4 joran

Pancing Garong dan Engkel
Pada umumnya pemancing baronang menggunakan pancing garong buatan sendiri karena bisa memilih jenis, merk, size, kekuatan bahan mata kail, bisa menggunakan mata kail biasa atau carbon atau udah jadi beli di toko pancing.

Pelampung
Pelampung digunakan untuk mengetahui apakah umpan sedang dimakan ikan atau tidak, jika bergetar biasanya sedang dimakan, kadang juga tidak bergetar hanya berputar, kemampuan untuk membedakan getaran pelampun ini membutuhkan ketrampilan tersediri, perlu berlatih. Namun jika tidak yakin apakah umpan sedang dimakan ikan atau belum, tidak ada salahnya langsung digentak aja.. spekulasi.. kata pemancing-pemancing baronang istilahnya GGB : Gentak Gak Bayar, gitu!!

Umpan
Umpan yang dipergunakan untuk mancing baronang di Jogja ini adalah lumut hijau, atau rumput laut hijau, ada juga yang menggunakan jeroan/hati ikan laut yang dipotong kecil-kecil. Umpan lumut ijo biasanya dipergunakan saat menggunakan mata pancing garong, umpan hati ikan saat menggunakan pancing engkel (satu mata pancing). Di daerah lain umpan yang sering dipakai antara lain, lumut merah, lumut ijo juga, udang kupas, cumi iris, nasi lumat bahkan sampai kue-kue yang terbuat dari terigu sepeti bakwan, dsb.

Inilah foto-foto hasil mancing baronang di Jogja, lokasinya di salah satu pantai di Pantai Selatan Wilayah Gunung Kidul. Kolaborasi JogjAngler (komunitas pemancing jogja) dan pemancing baronang luar kota Yogyakarta.



Somel, berpose dengan baronang batik

MasTok dan baronang batik 11 jari bobot 1,8 kg

Kenzo dan baronang batik 9 jari bobot 1,150 kg

Om Dedy Unilon Surabaya, dengan batik bobot 1,2 kg

Wieby Semarang dan baronang tompel 7 jari

Ayub Semarang dan baronang tompel 6 jari

Saya dan baronang batik 7 jari

Om Hamzy Tangerang dengan baronang batik 10 jari bobot 1,6 kg.

Hasil mancing baronang dalam sehari, tanggal 29 Desember 2008
Foto-foto : hagenk

Selasa, 13 Januari 2009

Mancing Wader, Walau Ikan Kecil Tetap Menyenangkan

Kondisi wilayah di sekitar Yogyakarta banyak yang masih alami, termasuk banyaknya sungai-sungai alami, yang kadang jernih di musim kemarau dan kadang keruh di musim hujan. Kondisi sungai yang masih alami ini memungkinkan potensi ikan-ikan endemi masih banyak. Salah satu ikan endemi yang banyak terdapat di sekitar Jogjakarta ini adalah ikan wader, ya..hanya sejenis ikan kecil namun untuk dijadikan target mancing tidak kalah menyenangkan sensasinya, tarikannya sering menimbulkan kerinduan tersendiri bagi banyak pemancing. Jika hasilnya banyak digorengpun tak kalah nikmat.
Berikut ini sekelumit pengalaman tentang mancing wader yang saya alami ditambah dari sumber lain yakni pakar mancing wader Jogja, Mas Dino dari Sleman, sejak kecil saya sudah senang mancing wader saat inipun masih senang mancing wader, apalagi bareng-bareng sama teman, wah mancing wader sungguh meriah.

Ada banyak jenis wader yang sering terpancing di sungai-sungai sekitar Jojga ini, ada wader cakul, wader kepek, wader pari dll.
Memancing wader tidaklah sulit, karena ikan wader selain hidupnya bergerombol makannya juga tergolong rakus, sehingga dimana ada kawanan wader begitu kita lemparkan umpan pasti langsung jadi rebutan hingga tak jarang ada yang sampai kecantol mata kail di ekor bahkan di matanya.

Untuk memancing wader sebetulnya tidak ada tehnik khusus, tapi bagi penikmat mancing tentunya memancing tidaklah sekedar mendapat ikan, tapi tentu ingin merasakan sensasinya. Berdasarkan pengalaman, fishing tackle yang dipergunakan akan menentukan kenikmatannya. Tips berikut ini bisa dicoba jika ingin merasakan sensasi mancing wader.

Joran :
Sebaiknya pergunakan joran tegeg yang soft atau medium taper panjang 2,4 atau 2,7 m ( disesuaikan dengan kondisi lokasi ) semakin lentur joran akan semakin sensitif merespon tarikan ikan wader yang ukurannya memang kecil kecil.

Line :
Pilih line mono yang sekecil mungkin ( mis. 0,1 atau 0, 12 mm ), line yang semakin kecil akan terasa lebih terasa nikmatnya mancing wader.

Hook :
Pilih mata kail carbon no. 0,5 – 0,8 . Mata kail yang terlalu besar akan kurang efektif karena ikan mudah mocel, memang dibutuhkan keahlian tersendiri untuk memasang mata kail no. 0.5 / 0,8 pada senar 0,1mm.

Pelampung :
Pilih yang model bulat memanjang dengan panjang kl. 3cm. Pelampung di sini selain berfungsi sebagai indikator saat umpan dibawa lari ikan juga supaya umpan menggantung di tengah air.

Pemberat :
Gunakan timah lipat yang tipis dengan ukuran 10 X 5 mm, berfungsi supaya umpan lebih cepat masuk ke dalam air. Gunakan sedikit saja, agar umpan cepat masuk namun pelampung tidak ikut tenggelam.

Umpan :
Karena wader termasuk ikan yang rakus, banyak jenis umpan yang bisa dipergunakan, seperti : cacing, pelet, nasi, roti, tahu bacem, bakwa, lumut dll. Namun saya seringnya menggunakan mie instan rebus tanpa bumbu sebagai umpannya, mie instan yang sudah lembek dipotong sedikit saja dan dikaitkan pada mata pancing, dan sesudahnya tinggal mencelupkan di air. Jika ikan sedang berkumpul, maka tarikan si wader bakal tiada henti. Strike terus............... mantap..!!


Ilustrasi : Adik saya, Wisnu (13) dan hasil mancing wader. (Foto:hagenk)

Alternatif Mancing laut di Jogja : Karangan/Rock Fishing


Salah satu keunikan lain kegiatan mancing laut di Jogja adalah mancing dari atas tebing berkarang/rock fishing di sepanjang pantai di Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta, banyak spot-spot mancing yang telah di ekplore oleh penggemar mancing laut di Jogja.

Keunikan mancing karangan/rock fishing ini adalah : dari sekali trip akan kita dapatkan tiga kegiatan menarik sekaligus, hiking, camping dan mancing. Hiking, karena untuk menuju ke suatu spot tertentu kita kadang harus berjalan menyusuri jalan setapak di sekitar lahan penduduk, tepi pantai, naik turun bukit dan baru nyampai lokasi. Camping, setelah sampai lokasi, kadang kita bermalam dengan beralas batu karang dan beratap langit, mau bawa tenda lebih sip. Dan tentunya mancing itu sendiri. Jadi bisa juga disebut sebagai salah satu jenis sportfishing. Selain itu, pemandangan indah yang menghampar di sekitar spot juga sungguh menarik.

Kebanyakan waktu yang dipergunakan untuk mancing karangan ini adalah malam hari, karena menurut pengalaman, di malam hari ikan-ikan besar banyak yang keluar untuk mencari makan. Kalau siang hari jarang ada report mancing karangan dapat ikan besar.

Berbagai jenis ikan bisa didapatkan saat mancing karangan, terutama sejenis kakap, ada kakap merah, kakap batu, kerapu, layur, barakuda dsb.

Teknik mancing karang/atau rock fishing ini kita melempar umpan dari atas tebing berkarang yang ketinggiannya bervariasai antara 5 m sampai dengan 20 meter tergantung lokasinya, setelah itu joran mau dipegangi atau cuma ditancapkan dengan sebuah "stand" di karang tersebut.. karena kebanyakan mancing malam hari, banyak penggemar mancing yang mengakalinya dengan memasang "stick light"/pospor di ujung jorannya sebagai indikator strike.

Ada dua macam rangkaian yang biasa dipergunakan oleh penggemar mancing karangan di jogja ini, yang pertama rangkaian jebluk/dasaran dan rangkaian apung/mengambang.

Piranti yang digunakan :

Joran/Rod :
Joran yang dipergunakan dalam mancing karangan/rock fishing ini kebanyakan joran yang panjangnya sekitar 4 meter, hard action/agak kaku. Bisa teleskopik atau yang 3 pieces.

Reel :
Reel yang dipergunakan biasanya yang ukuran besar, untuk menampung senar/line yang lumayan panjang

Senar/Line :
Senar yang dipakai pada awalnya kebanyakan menggunakan senar monofilament namun sekarang ini sudah banyak yang menggunakan benang PE dengan ukuran sampai 80 lbs. Senar mono yang masih dipergunakan biasanya berukuran minimal 0.60 mm.

Timah/Sinker :
Untuk mancing dasaran, timah yang dipakai biasanya berbobot minimal 100 gram.

Hook/mata pancing :
Mata pancing yang dipergunakan kebanyakan ukuran besar (No.20-26)

Umpan :
Umpan yang dipergunakan biasanya : ikan utuh (tongkol, kembung, banjar, belanak dsb) untuk target ikan besar yang dipasang pada rangkaian/rig bermata 3-5 mata pancing. Sedangkan untuk target ikan kecil bisa menggunakan umpan ikan tongkol/kembung fillet.

Rigging/Rangkaian :
Untuk mancing dasar biasanya mengunakan rangkaian sebagai berikut : pancing-neklin-swivel-timah-swive- main line, pancingnya minimal 3 biji agar umpan bisa terpasang sempurnya pada umpan utuh dan jika strike ikan kemungkinan hook up sempurna bisa lebih besar.

Untuk rangkaian kambang, rangkaian diatas timahnya diganti yang lebih kecil dan tinggal dikasih pelampung ber pospor sebagai strike indikator.

Selamat mencoba.

Ilustrasi : Mancing karangan di Jogja, lokasi di sekitar pantai Baron Gunung Kidul Yogyakarta


Senin, 12 Januari 2009

Alternatif mancing laut di Jogja : Pasiran/Surf Fishing


Dinamika mancing di Jogja mempunyai banyak penggemar yang tidak terhitung jumlahnya, ada yang spesialisasi mancing di kolam, sungai dan laut. Dalam post berikut saya akan membahas salah satu teknik mancing di laut di sepanjang pantai di Jogja dan sekitarnya.

Salah satu teknik mancing di laut yang cukup banyak penggemarnya yakni mancing pasiran, atau istilah kerennya SURF FISING,

Surf fishing secara umum diartikan mancing dari pinggir pantai (baik dari pantai yang berpasir ataupun batu karang), dari dermaga, pier ataupun jetty. Akan tetapi yang akan dibahas di sini adalah mancing dari tepi pantai berpasir alias pasiran.

Para penggemar surf fishing atau pasiran yang memang merupakan pilihan dan atau faktor-faktor lain yang mempengaruhi sehingga memilih pasiran ini banyak jumlahnya karena lokasi mancing pasiran sangat banyak di Jogja ini, Mereka juga bisa sefanatik seperti para penggemar teknik mancing yang lain.

Piranti mancing yang digunakan

Reel :

Reel yang biasa dipakai untuk pasiran adalah spinning reel ukuran 4000 bahkan ada yang 10000. Sebenarnya spinning reel surfcasting ukuran 7000 atau ukuran 6000 untuk reel standar (bingung nyebutnya) cukup ideal. Ada baiknya pilihlah reel khusus surf casting agar mudah melempar umpan lebih jauh ke tengah. Ciri reel surf casting ini biasanya ditandai dengan bentuk spool yang panjang (long spool) dan dangkal. Mekanisme penggulungan senar pilih system wormshaft agar gulungan senar bisa tertata rapi di spool. Untuk merk banyak pilihan

Rod/Joran :

Rod standar untuk pasiran yang banyak dipakai adalah model teleskopik dengan panjang 12 feets -15 feets. Saat ini juga berkembang model rod yang terdiri dari 3 sambungan (3 section). Rod yang panjang lebih dari 3 m ini diperlukan agar bisa melempar umpan lebih dari 100m di sela-sela ombak yang memecah. Kelas rod M-MH dengan lure weight 80 – 150 gr adalah ideal.Rod 12 ‘ kelas medium action ideal dipakai apabila sedang musim ikan tombol, bojor, samangati, lawes, singgreng karena ikan-ikan ini berada relatif di pinggir.

Line/Senar :

Seperti pada umumnya senar yang diminati adalah yang berdiameter kecil dengan kemampuan besar. Senar mono 12 lbs sebenarnya sudah mumpuni mengingat sekarang jarang ada monster berkeliaran. Akan tetapi ukuran yang umum dipakai adalah minimal senar 20 lbs. Senar mono diameter 0.33-0.45 mm adalah ukuran paling nyaman dipakai sebab jika lebih dari 0,45 mm akan kesulitan waktu melempar dan pasti bergoyang keras apabila angin pantai diatas30 km/j sehingga sulit merasakan tarikan ikan di bawah 0,5 kg.

Sinker alias bandul :

Singker dilihat dari metoda rangkaian ada dua macam yaitu model oval dengan lubang di tengah dan model piramid/kerucut/lonceng. Apabila ada yang buat sinker model bagong juga boleh-boleh saja gak ada yang ngelarang he ehe he.Sinker lonceng dipakai untuk rangkaian renteng dengan posisi: singker- leader (dengan 2 sampai 5 rangkaian kail)- swivel-main line. Sedangkan sinker oval digunakan untuk rangkaian engkel yaitu kail- leader-swivel-sinker-swivel-main line. Pada rangkaian engkel sering ditambahkan live assist-hook (ini sih istilah saya aja biar keren) yaitu kail tambahan supaya umpan-sandflea/yutuk/undur2- tidak mudah lepas. Oops hampir lupa berat sinker antara 80 – 120 gr. Tergantung situasi dan kondisi waktu mancing dan jenis ikan.

Kail :

Kail menyesuaikan musim ikan. Apabila sedang musim bojor dan teman-temannya rangkaian renteng dengan kail ukuran 4-6 (carbon) sangat efektif. Seadangkan jika musim gatho dan megan yang masuk golongan lelembut..eh permit atau pompano pakai kail yang lebih besar antara ukuran 8 – 10.umpan paling efektif pakai yutuk gembur (lunak).

Umpan :

Undur-undur/sand flea/ yutuk yang merupakan umpan andalan (juga paling murah tinggal nyari di pasir. Undur-undur ini ada 3 jenis yang banyak dijumpai di pantai jogja yaitu: undur-undur beton (bentuknya seperti isi nangka), undur-undur caping ( oval, lebih lebar dan agak pipih seperti caping petani) dan undur-undur kethek (monyet) yang paling pipih di antara kedua jenis di atas dan di sebut kethek/monyet karena kaki-kakinya yang membuka ke arah luar. Undur-undur kethek ini mempunyai semacam kuku yang melengkung dan tajam pada kaki-kakinya.

Umpan lain yang biasa dipakai adalah cacing laut (sepingan), udang kupas, irisan ikan atau cumi.

Demikian sekilas tentang mancing pasiran/surf fishing yang sangat berkembang di jogja dalam mancing di laut.

Semoga bermanfaat dan selamat mencoba jika ingin mencobanya.


Mancing pasiran dan hasilnya : Bro Icoel Medan dan gatho (foto:isam)

Mancing pasiran dan hasilnya

Hasil mancing pasiran : Ikan Gatho (permit/pompano) 5 kg

Hasil mancing pasiran : Gatho Kecil dan Bojor
(foto : hagenk)

Mancing di Jogja

Kota Yogyakarta, sebuah kota yang menawarkan wisata sebagai salah satu daya tariknya telah mengundang ribuan orang untuk datang ke Jogja, berbagai alternatif wisata ada di kota Jogja ini, mulai dari wisata budaya, wisata belanja, wisata kuliner dan banyak daya tarik wisata lain salah satunya, wisata minat khusus yakni mancing.

Ya.. Mancing, mancing merupakan salah satu alternatif wisata yang bisa dijadikan pilihan untuk berekreasi melepas penat dan mengisi liburan yang menyenangkan.

Berbagai pilihan wisata mancing dapat di temui dan dicoba di Jogja dan sekitarnya ini, mulai dari mancing di empang, kolam yang sekalian retoran, sungai, bahkan laut...mau dari pinggir, dari atas tebing bahkan sampai harus naik perahu juga bisa.

Melalui blog ini selanjutnya ingin memberikan gambaran lebih lanjut mengenai berbagai teknik mancing yang biasa dilakukan di Jogjakarta, berikut peralatan, keunikan dan report kegiatan mancing yang saya lakukan..

Selamat mengikuti, kalau mau mencoba mancing, silakan juga...... bagaimanapun yang namanya mancing tetap menyenangkan.

Terima Kasih