Pemenang Jogjangler Hampala Catch And Release Exhibition berfoto bersama panitia |
Pemenang Kategori Terbanyak berfoto dengan ketua Jogjangler Agus Kenzo |
Pemenang Kategori Terberat berfoto dengan ketua Panitia Dino Jogjangler |
(Sebuah catatan kecil dari Turnament Catch and Release Hampala di Jogjakarta)
Tulisan ini didedikasikan pula untuk sahabat kita supporting tim X Code Lure - Eka Dwipayana alm.
Catatan : Turnament Catch And Release Hampala ini sekarang sudah memasuki penyelenggaraan yang ketiga, sekarang dikoordinir oleh Hampala Catch And Release Club - Sebuah grup di media sosial Facebook, tulisan sederhana ini hanyalah catatan kecil pada penyelenggaraan yang pertama kali. Terimakasih.
I
I
I
Ikan hampala (Hampala Macrolepidota) sebagai predator alami
sungai-sungai di Indonesia merupakan target favorit para mania mancing di
Indonesia ini terutama yang mengaplikasikan teknik lure casting. Sambaran dan
tarikan ikan hampala merupakan sensasi tersendiri bagi pemancing lure casting
ini.
Beberapa tempat di Indonesia seperti Kalimantan masih sangat
potensial dengan keberadaan ikan hampala ini namun di beberapa daerah lain
seperti di Pulau jawa, khususnya di sungai-sungai kota besar bisa dikatakan sangat kurang
potensinya.
Mensikapi hal ini, Jogjangler, sebuah komunitas mancing di
Yogyakarta berupaya untuk ikut menjaga kelestarian ikan hampala di beberapa
sungai di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan penerapan Catch And release
(CnR), dengan CnR ini minimal para pemancing casting tidak mengurangi populasi
ikan hampala karena melepas kembali tangkapannya. Untuk menarik minat para
pemancing casting menerapkan CnR, Jogjangler mengadakan turnamen kecil bertajuk
Jogjangler Hampala Catch And Release Exhibition I 2010-2011.
Perkembangan dunia memancing fresh water di Yogyakarta dengan
mengaplikasikan lure casting mengalami kemajuan pada pertengahan 2009, setelah
beberapa pemancing mencoba mengaplikasikan teknik lure casting ini dan
berhasil, banyak pemancing lain yang ikut mencobanya. Dari perkembangan jumlah
pemancing casting bisa dikatakan menggembirakan, namun jika setiap hasil
tangkapan dibawa pulang dikawatirkan keberadaan hampala semakin berkurang
karena kadang masih juga terjadi illegal fishing dengan strom dan racun di
sungai-sungai di Yogyakarta.
Dari pemikiran ini, beberapa pemancing dari Komunitas
Jogjangler yang sudah menyadari betapa pentingnya kelestarian ikan hampala
berkumpul dan mencoba menggagas satu langkah kecil yakni menggelar sebuah
turnamen catch and release kecil-kecilan bertajuk Jogjangler Hampala Catch And
Release Exhibition I 2010-2011.
Salah satu penggagas acara ini adalah yakni Anung Wibowo
contributor Majalah Mancing yang berada di Osaka Jepang, beliau secara seksama
berdiskusi dengan kawan-kawan Jogjangler melalui jejaring social dan juga
email.
Setelah disepakati maka pelaksaan turnamen Jogjangler Hampala
Catch And Release pun digelar selama 8 bulan penuh mulai tanggal 1 Oktober
2010-31 Mei 2011. Untuk menarik
pemancing mengikuti turnamen ini panitia menyediakan hadiah yang merupakan
hasil sumbangan masing-masing panitia, Juara I mendapatkan trophy
JA dan sebuah reel spinning, Jauara II mendapatkan Trophy JA dan sebuah lure retiever dan juara III
mendapatkan Trophy JA dan sebuah lure. Dalam turnamen ini dilombakan dua
kategori yaitu kategori terbanyak
merelease dan kategori terbesar ikan yang direlease.
Tentu menjadi pertanyaan, bagaimana penilaian lomba Catch dan
release hampala ini ? Dalam penjurian, Kemajuan teknologi saat ini sangat membantu pelaksanaan turnamen ini,
panitia mengharuskan peserta turnamen untuk mengunggah video release ikan hampala melalui jejaring social Facebook
pada grup Hampala Catch And Release Club, dari sini panitia memverifikasi dan memberikan penilaian bahwa
ikan berhasil dirilis dengan baik atau tidak.
Beberapa ketentuan yang diberlakukan dalam turnamen catch and
Release hampala ini adalah, bahwa lokasi mancing adalah di sungai-sungai, danau
atau situ di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, mancing teknik casting dengan
artificial lure baik hard lure atau soft lure.
Penilaian Terbanyak CnR
a. Peserta harus mengambil gambar
(foto/video) ikan yang tertangkap dengan posisi hook di mulut (di badan tidak
diakui)
b. Peserta harus mengambil gambar
ikan saat direlease dalam keadaan hidup (biasanya kalau hidup dan segar, ikan
akan dalam posisi tegak, tidak miring, apalagi terbalik)
c. Gambar (Foto/Video) harus di
up load di group Hampala CnR, dengan menyertakan tanggal dan lokasi mancing
(cukup disingkat, untuk menghindari lokasi terbuka dan dikeroyok rame-rame yang
meyebabkan over fishing)
d. Lokasi mancing yang secara
lengkap harus diberitahukan kepada panitia, untuk memastikan lokasi ada di
wilayah turnamen. Panitia bertanggung jawan atas kerahasiaan spot masing-masing
peserta.
Penilaian Terbesar CnR
a. Peserta harus mengambil gambar
(foto/video) ikan yang tertangkap dengan posisi hook di mulut (di badan tidak
diakui)
b. Peserta harus mengambil gambar
ikan bersama meterannnya sedemikian rupa sehingga ukuran ikan bisa terlihat
dengan jelas
c. Peserta harus mengambil gambar
ikan saat direlease dalam keadaan hidup (biasanya kalau hidup dan segar, ikan
akan dalam posisi tegak, tidak miring, apalagi terbalik)
d. Gambar (Foto/Video) harus di
up load di group Hampala CnR, dengan menyertakan tanggal dan lokasi mancing
(cukup disingkat, untuk menghindari lokasi terbuka dan dikeroyok rame-rame yang
meyebabkan over fishing)
e. Lokasi mancing yang secara
lengkap harus diberitahukan kepada panitia, untuk memastikan lokasi ada di
wilayah turnamen. Panitia bertanggung jawan atas kerahasiaan spot masing-masing
peserta.
Setelah selama 8 bulan pelaksanaan, sebanyak 80 ikan hampala berhasil dirilis kembali ke sungai-sungai di Yogyakarta dalam keadaan sehat, terdapat 2 ekor ikan yang tidak masuk penilaian karena ikan pada posisi terbalik (kurang sehat) saat dirilis.
Dari penilaian dewan yuri, didapatkan pemenang sebagai
berikut, Kategori Terbanyak CnR : Juara I Ekky Mbamboel dari Magelang dengan 38
kali release, Juara II Arif Novrizal dengan 11 kali release, dan Aloysius
Rinaldo Sundah dengan 9 kali release. Untuk Kategori Terberat, Juara I Dipo
Surya Putra dengan hampala sepanjang 53 cm, Juara II Rendy Ratmanto dengan
hampala sepanjang 45 cm dan Juara III Jojo dengan hampala sepanjang 35 cm.
Dalam lomba ini sebetulnya Rendi Ratmanto juga berpotensi
juara pada kategori terbanyak dengan 17 kali release, namun karena telah
disepakati pada ketentuan awal bahwa tidak ada juara ganda maka yang bersangkutan berhak memilih salah
satu kejuaraan.
Dan saat yang paling ditunggu oleh para pemenang pun akhirnya
tiba yakni penyerahan hadiah, Penyerahan hadiah Jogjangler Hampala Catch And
Release Exhibition dilaksanakan bersamaan dengan acara Cafe Waderan Gathering
pada hari Minggu 24 Juli 2011, di wilayah Sleman Yogyakarta. Hadiah kategori
Terbanyak release diserahkan oleh Ketua Jogjangler Agus Kenzo, dan Hadiah
kategori terberat diserahkan oleh ketua Pantia Pelaksana Dino Jogjangler.
Tampak raut wajah bangga dan senang dari para juara setelah
mendapatkan hadiah dari turnamen ini, namun bagi mereka ikut menyemarakkan
turnamen sekaligus ikut mengkampanyekan gerakan catch and release ini lebih
membanggakan. Begitupun panitia, sangat
senang dan bangga acara ini berhasil dengan baik walau dilaksanakan dalam
keterbatasan dan sempat timbul kekawatiran akan gagal karena adanya bencana lahar
dingin Gunung Merapi yang menerjang sungai di Jogja seperti Sungai Code yang
memusnahkan seluruh spesies ikan yang ada termasuk hampala di sungai tersebut.
Penggagas acara ini, Anung Wibowo mengatakan, walau peserta
untuk turnamen yang pertama ini masih dibilang minimalis, namun ini sudah
menjadi satu langkah kecil yang bagus untuk selalu dipupuk dan diharapkan
menjadi sebuah gerakan besar demi kelestarian spesies hampala di Indonesia.
Panitia lain yakni Ketua Pelaksana Dino Jogjangler dan Wahyu
Casper, Yuri : Hageng Nugroho, Administratur Baskoro Aloysius, serta supporting
Team X Code lure (alm) mengatakan hal yang sama bahwa turnamen ini layak dilanjutkan
lagi untuk lebih mensosialisasikan gerakan Catch And Release demi kelestarian
ikan dan potensi wisata mancing di Yogyakarta dan sekitarnya. Terimakasih (Hg)
=> HCnR Joss Saparatoz!
BalasHapus